Dikarenakan tradisi ini bukan hanya milik warga sekitar, melainkan sudah menjadi ikon sekaligus destinasi wisata bagi pemerintah Kota Pekalongan.
Bahkan pada perayaan tradisi tahun 2002 Musium Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada masyarakat Krapyak Kidul Gang 8 Kota Pekalongan sebagai pembuat Lopis Raksasa terbesar.
Tidak hanya panitia, bahkan masyarakat lainpun ikut terjun dalam pembuatan lopis raksasa tersebut. Pembuatan lopis raksasa tersebut memerlukan waktu selama 5 hari 4 malam, dimulai dari 1 hari setelah lebaran (H+1) sampai (H+5).
Kegiatan ini dilakukan dengan cara bergotong royong untuk melaksanakan kegiatan tersebut antara lain:
- menyiapkan tungku untuk tempat dandang raksasa
- mencuci dan membilas beras ketan
- menumbuk beras ketan yang sudah setengah matang dari dandang-dandang kecil
- menumbuk beras ketan tadi untuk kemudian dimasukkan ke dalam kronjot lopis raksasa hingga membentuk lupis berukuran raksasa
- merebus lopis raksasa
- memastikan api tetap menyala dengan bahan bakar kayu bekas pembuatan kapal yang mempunyai daya panas tinggi selama 24 jam
- kemudian membalik lopis raksasa, merebus kembali selama 24 jam
- setelah selesai kemudian lopis raksasa dientas dari dandang raksasa
- membuat panggung lopis raksasa dan terakhir memindahkan lopis raksasa yang sudah matang ke lokasi pemotongan lopis raksasa.
Lopis ialah makanan yang tidak udah basi, dikarenakan sudah dimasak minimal selama 8 jam, dan dapat bertahan kurang lebih selama 3 hari.
Lopis ialah makanan khas yang disajikan untuk tamu saat idul fitri. Oleh karena itu, lopis ini diminati oleh para tamu luar kota maupun dalam kota yang bersilaturrahmi ke wilayah Krapyak, kota Pekalongan untuk dijadikan sebagai oleh-oleh.
Ikuti berita terbaru di Google News
Redaksi Suarapantau.com menerima naskah opini dan rilis berita (citizen report).
Silahkan kirim ke email: redaksisuarapantau@gmail.com atau Whatsapp +62856-9345-6027
